Strategi Menurunkan angka Stunting menjadi 18% tahun 2025 di Provinsi Maluku
Analisis Situasi:
Kenaikan Angka Stunting: Angka stunting di provinsi Maluku mengalami kenaikan dari 26,4% (2022) menjadi 28,4% (2023). Ini adalah sinyal yang mengkhawatirkan dan memerlukan tindakan segera.
Target Penurunan: Target penurunan stunting adalah menjadi 18% pada tahun 2025. Ini adalah target yang ambisius, mengingat tren kenaikan saat ini.
Upaya yang Sudah Dilakukan: Program pemberian makanan tambahan, makanan bergizi gratis, pelatihan kader posyandu, dan pelatihan petugas gizi telah diimplementasikan. Namun, efektivitasnya perlu dievaluasi lebih lanjut.
Perhitungan Target Penurunan Tahunan:
Untuk mencapai target 18% pada tahun 2025 dari angka 28,4% di tahun 2023, Maluku perlu menurunkan angka stunting sebesar 10,4% dalam satu tahun. Ini berarti penurunan bulanan sebesar 0.87%.
Strategi Penurunan Stunting yang Lebih Intensif:
Mengingat target yang ambisius dan tren kenaikan saat ini, Maluku perlu mengadopsi strategi yang lebih komprehensif dan intensif. Berikut adalah beberapa kiat yang dapat dipertimbangkan:
- Evaluasi dan Optimalisasi Program yang Ada:
- Evaluasi Mendalam: Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pemberian makanan tambahan, makanan bergizi gratis, pelatihan kader posyandu, dan pelatihan petugas gizi. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis) dari setiap program.
- Targeting yang Lebih Tepat: Pastikan program-program tersebut menjangkau kelompok sasaran yang paling rentan, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia 0-2 tahun dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang kurang mampu.
- Peningkatan Kualitas: Tingkatkan kualitas makanan tambahan dan makanan bergizi gratis. Pastikan makanan tersebut memenuhi kebutuhan gizi yang spesifik untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak usia 0-2 tahun.
- Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan: Lakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program. Gunakan data untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
- Intervensi Gizi yang Lebih Komprehensif:
- Promosi ASI Eksklusif: Intensifkan promosi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Libatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan keluarga dalam mendukung ibu menyusui.
- Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang Tepat: Edukasi ibu tentang pemberian MP-ASI yang tepat, bergizi, dan aman mulai usia 6 bulan. Dorong penggunaan bahan makanan lokal yang mudah diakses dan terjangkau.
- Suplementasi Gizi: Berikan suplementasi zat besi dan asam folat untuk ibu hamil, serta vitamin A dan zinc untuk anak-anak usia 6-59 bulan.
- Penanganan Gizi Buruk: Tingkatkan kapasitas tenaga kesehatan untuk mendeteksi dan menangani kasus gizi buruk secara efektif.
- Peningkatan Akses ke Layanan Kesehatan:
- Perluas Jangkauan Posyandu: Pastikan posyandu mudah diakses oleh seluruh masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau.
- Peningkatan Kualitas Layanan ANC: Tingkatkan kualitas layanan antenatal care (ANC) untuk ibu hamil. Pastikan setiap ibu hamil mendapatkan pemeriksaan kehamilan yang lengkap, termasuk skrining anemia dan penyakit infeksi.
- Peningkatan Kualitas Persalinan: Pastikan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di fasilitas kesehatan yang memadai.
- Peningkatan Cakupan Imunisasi: Tingkatkan cakupan imunisasi untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat memperburuk kondisi gizi anak.
- Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan:
- Akses Air Bersih: Tingkatkan akses masyarakat ke air bersih dan sanitasi yang layak.
- Edukasi Kebersihan: Edukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyakit infeksi.
- Pemberdayaan Masyarakat:
- Edukasi Gizi: Tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik dan pentingnya pencegahan stunting. Libatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan edukasi.
- Pendampingan Keluarga: Bentuk kelompok-kelompok pendampingan keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan anak-anak usia 0-2 tahun.
- Peningkatan Ekonomi Keluarga: Upayakan peningkatan ekonomi keluarga melalui program-program pemberdayaan ekonomi.
- Penguatan Koordinasi dan Kemitraan:
- Koordinasi Lintas Sektor: Tingkatkan koordinasi antara sektor kesehatan, pendidikan, sosial, pertanian, dan sektor-sektor terkait lainnya dalam upaya penurunan stunting.
- Kemitraan dengan Swasta dan LSM: Jalin kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mendukung program-program penurunan stunting.
- Inovasi dan Teknologi:
* Pemanfaatan Teknologi: Manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efektivitas program-program penurunan stunting. Misalnya, gunakan aplikasi seluler untuk memantau pertumbuhan anak dan memberikan edukasi gizi kepada ibu.
Fokus Khusus untuk Provinsi Maluku:
- Karakteristik Geografis: Maluku memiliki karakteristik geografis yang unik, dengan banyak pulau-pulau kecil dan daerah terpencil. Strategi penurunan stunting perlu disesuaikan dengan kondisi geografis ini.
- Budaya dan Adat Istiadat: Libatkan tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam program-program penurunan stunting. Pertimbangkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat dalam merancang pesan-pesan edukasi gizi.
- Sumber Daya Lokal: Manfaatkan sumber daya lokal, seperti ikan dan hasil laut lainnya, sebagai sumber protein dan nutrisi penting untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Monitoring dan Evaluasi:
- Pengumpulan Data Rutin: Kumpulkan data secara rutin tentang status gizi anak, cakupan layanan kesehatan, dan indikator-indikator terkait lainnya.
- Analisis Data: Analisis data secara berkala untuk mengidentifikasi tren dan masalah yang muncul.
- Umpan Balik: Berikan umpan balik kepada petugas di lapangan tentang hasil monitoring dan evaluasi.
- Penyesuaian Program: Lakukan penyesuaian program berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
Penting untuk diingat:
- Penurunan stunting membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan keluarga.
- Tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi stunting. Strategi yang efektif adalah strategi yang komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Dengan menerapkan strategi yang lebih intensif dan komprehensif, serta terus memantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai, Maluku dapat mencapai target penurunan stunting menjadi 18% pada tahun 2025. (yanaslian.com)